Kamis, 25 November 2010

Bunyi Bell Pintu Di Hari Natal

Kliping koran itu sudah berwarna kuning seperti sebuah gulungan
perkamen. Artikel yang sangat berharga ini sudah berumur lebih dari
empat puluh tahun, ditulis oleh seorang laki-laki yang tinggal di sebuah
kota kecil tempat saya dibesarkan. Artikel itu ditulis oleh SL Morgan Sr
untuk buletin gereja, mengenang akan kedatangan dua orang tamu kecil:
"Sebuah Natal terbaik saya 'dinyalakan' oleh kunjungan dua anak
perempuan kecil yang menekan bell rumah, dua minggu sebelum hari Natal
dan memberikan dua buah kartu natal kecil buatan mereka sendiri. Apa
yang mereka lakukan sejujurnya telah menghidupkan hikmah Natal dalam
hidup saya. Kejadian itu begitu membekas dengan sangat indah di dalam
hidup saya."

Saya adalah salah satu dari dua anak perempuan kecil itu.

Saya dan Claudia, sahabat saya, mulai menghitung hari-hari menjelang
Natal, berharap menemukan mainan di bawah pohon cemara hias di hari
Natal pagi. Kami sudah berumur delapan tahun dan semakin bijaksana. Kami
tahu, Sinterklas mungkin tidak akan memberikan apa saja yang kami
inginkan. Seperti orang tua kami yang selalu bekerja keras, menurut kami
tahun ini Sinterklas juga menghadapi anggaran keuangan yang ketat.

Claudia menunjukkan sebuah majalah mengenai penjualan kartu natal yang
bisa memenangkan sebuah sepeda yang mengkilap dan hadiah-hadiah menarik
lainnya. Terinspirasi oleh kesaksian anak-anak yang sudah menjual ribuan
kartu natal, kami berharap bisa mengumpulkan uang untuk membeli mainan
dan hadiah Natal. Kami menghabiskan waktu sepanjang hari Sabtu, bekerja
dengan krayon, gunting, lem, dan kertas-kertas berwarna untuk mendesain
kartu natal dengan harapan bisa menghasilkan kekayaan yang tak ternilai.

Tetapi saat mengetahui rencana kami untuk berjualan kartu Natal, ibu
melarang kami. Sebaliknya ibu meminta agar kami untuk membagikannya ke
semua orang dengan gratis. (Ibu saya berasal dari wilayah selatan yang
sangat sopan, pasti malu saat mengetahui rencana anaknya untuk
menjajakan katu Natal buatan sendiri dari rumah ke rumah). Saya dan
Claudia dengan enggan menuruti permintaan ibu.

Sepanjang sore kami membunyikan banyak bel pintu rumah, membagikan
satu-persatu kartu natal ke setiap orang yang kami rasa memerlukan
perhatian pada Natal ini. Kami juga menekan bel pintu rumah Pak Morgan,
dan tanpa basa-basi kami memberikan kartu buatan sendiri tersebut ke
orang tua dengan rambut putih. Guratan-guratan di wajah orang tua itu
berubah menjadi sebuah senyum saat dia membaca tulisan kami yang tidak
rapi: "Selamat Natal! Kami menyayangi anda."

"Terima kasih anak-anak," katanya. "Ini adalah katu Natal yang paling
indah yang pernah bapak terima."

Kami berpikir bahwa itu hanya sekedar basa-basi, karena kartu Natal yang
dijual di toko dengan pita emas beserta seluruh hiasannya jauh lebih
indah daripada yang kami buat. Tetapi pendapat itu lenyap saat saya
membaca artikel yang ditulis oleh orang tua itu beberapa tahun kemudian
dan saya baru menyadari betapa berartinya tindakan sederhana yang telah
kami lakukan - ternyata bisa membangkitkan semangatnya.

Setelah kunjungan kami, Pak Morgan kemudian menulis, bahwa dia "mulai
memberitahu para tetangganya, yang sedang bersungut-sungut atau
bersedih, supaya 'mendengarkan bunyi sukacita dari bel pintu rumah' ".
Dia mendesak para pembaca supaya "memenuhi kotak surat dengan ribuan
kartu yang berisi ucapan pribadi." Bertahun-tahun kemudian Pak Morgan
meneruskan tradisi Nartal untuk mengirimkan ucapan 'kasih sayang' kepada
para teman dan kenalan di seluruh dunia: "Saya yakin telah mengumpulkan
banyak persahabatan yang langgeng selama bertahun-tahun hanya dengan
sebuah kartu ucapan 'kasih sayang' yang dikirimkan sekali setahun,"
tulisnya. "Tidak ada yang bisa memberikan yang lebih baik dari hal itu."

Saya sangat berterima kasih kepada ibu, karena saya telah menuai buahnya
selama bertahun-tahun setelahnya. Kliping koran di dalam kotak
mengingatkan tentang sukacita yang kami rasakan saat saya dan Claudia
menekan bel pintu rumah para tetangga di sore hari yang dingin saat itu.
Saya ingat semua senyum di wajah dari orang-orang yang kami sapa dan
ucapan berpisah yang mengalun seperti bunyi genta di udara yang beku
saat kami meninggalkan mereka yang masih mematung berdiri di depan
pintu, bahagia diliputi rasa haru.

Beberapa tahun lalu, saya mengirimkan fotocopy dari artikel Pak Morgan
ke Claudia. Saya mengikuti contoh Pak Morgan untuk menulis sebuah pesan
pribadi di sebuah kartu, memberitahu Claudia betapa persahabatan saat
kecil sangat berarti bagi saya, dan bagaimana ingatan tentang
tahun-tahun yang penuh kegembiraan dan kasih itu senantiasa muncul
kembali.

Gaung dari peristiwa di sore itu terus menabuh bunyi lonceng kebenaran
selama bertahun-tahun setelahnya, seperti bel pintu yang kami nyalakan
ketika masih anak-anak di sore yang dingin bulan Desember.

Jumat, 12 November 2010

SI ACHONG

>> Ini sebuah kisah yang sangat menarik dan menyentuh.
>>>>> Begini ceritanya.
> Ada seorang laki – laki setengah baya, kurang lebih usianya 50 tahun. Ia bernama Achong. Ia seorang laki – laki miskin tetapi jujur dan tekun. Karena kejujuran dan ketekunan itu, ia diangkat oleh seorang pemilik toko material di daerah Glodok – Pinangsia, menjadi penanggung jawab penuh atas toko itu. Sedemikian sibuknya toko itu melayani pembeli, sampai – sampai makan saja selalu tidak teratur. Bahkan tidak jarang ia makan sambil melayani pembeli. Tapi ditengah kesibukannya, setiap jam 12 siang ia sempatkan diri berlari ke sebuah gereja. Dan ini dilakukan setiap hari, sudah tiga setengah tahun lamanya.
> Sampai pada suatu hari seorang Pastur memperhatikan perbuatan Achong ini di gerejanya. Dia menjadi curiga, karena Achong datang hanya berdiri di pintu gereja sambil membuat tanda salib lalu pergi lagi dan selalu itu yang dilakukan. Karena si Pastur penasaran, akhirnya pada satu kesempatan ia bertanya juga pada si Achong. “ Maaf cek ( panggilan untuk lelaki tua Tiong Hoa ) , mengapa en cek setiap hari jam 12 selalu ke sini hanya untuk berdiri saja dan membuat tanda salib di depan pintu ini dan lalu pergi?? Achong menjawab “ Owe olang sibuk, waktu owe dikit, tapi owe senang sekali dapat melakukan ini semua. “ Pastur dengan sedikit tercengang bertanya kembali, “ Emangnya apa yang en cek lakukan saat en cek berada di depan pintu?? “ Saya hanya mengatakan, Tuhan Yesus ini owe Achong. . . .” jawabnya. “ Oh. …” hanya itu yang terlontar dari mulut Pastur, dan Achong pun pergi kembali ke tokonya.
> Pada suatu hari karena kesibukannya dan makan selalu tidak teratur, Si Achong sakit parah. Cukup komplikasi dan dilarikan ke rumah sakit. Achong bukan seorang yang kaya, maka dari itu ia ditempatkan di kamar kelas 3, dimana satu kamar terdiri dari 10 orang pasien. Semenjak ada Achong, kamar itu menjadi ceria dan penuh canda tawa. Tak terasa tiga bulan lamanya Achong dirawat, sampai akhirnya Achong diperbolehkan pulang karena telah sembuh. Tetapi teman – teman satu kamarnya menjadi sedih. Karena selama ada Achong, semua pasien dihiburnya. Achong setiap pagi selalu menghampiri satu persatu pasiennya dan menanyakan keadaannya. Tapi sekarang Achong harus pulang dan kamar itu kembali sunyi.
> Akhirnya salah satu pasien mencoba bertanya kepada Achong. “ Cek Achong mengapa sih en cek begitu gembira dan selalu gembira, padahal penyakit en cek kan cukup serius??”. Jawab Achong, “ Gimana owe tidak senang, kalo setiap hali yam lua welas ada seolang laki belambut gondrong memegang ngai punya kaki, sambil berkata : Achong ini saya, Yesus. “

CUKUP ITU BERAPA....??????

Alkisah, seorang petani menemukan sebuah mata air ajaib.
Mata air itu bisa mengeluarkan kepingan uang emas yang tak terhingga
banyaknya. Mata air itu bisa membuat si petani menjadi kaya raya
seberapapun yang diinginkannya, sebab kucuran uang emas itu baru akan
berhenti bila si petani mengucapkan kata "cukup".

Seketika si petani terperangah melihat kepingan uang emas
berjatuhan di depan hidungnya. Diambilnya beberapa ember
untuk menampung uang kaget itu. Setelah semuanya penuh,
dibawanya ke gubug mungilnya untuk disimpan disana.
Kucuran uang terus mengalir sementara si petani mengisi
semua karungnya, seluruh tempayannya, bahkan mengisi penuh
rumahnya. Masih kurang! Dia menggali sebuah lubang besar
untuk menimbun emasnya. Belum cukup, dia membiarkan
mata air itu terus mengalir hingga akhirnya petani itu mati
tertimbun bersama ketamakannya karena dia tak pernah
bisa berkata cukup.

Kata yang paling sulit diucapkan oleh manusia barangkali
adalah kata "cukup". Kapankah kita bisa berkata cukup?
Hampir semua pegawai merasa gajinya belum bisa dikatakan
sepadan dengan kerja kerasnya.
Pengusaha hampir selalu merasa pendapatan perusahaannya
masih dibawah target.
Istri mengeluh suaminya kurang perhatian.
Suami berpendapat istrinya kurang pengertian.
Anak-anak menganggap orang tuanya kurang murah hati.
Semua merasa kurang dan kurang.
Kapankah kita bisa berkata cukup?

Cukup bukanlah soal berapa jumlahnya.
Cukup adalah persoalan kepuasan hati.
Cukup hanya bisa diucapkan oleh orang yang bisa mensyukuri.
Tak perlu takut berkata cukup.
Mengucapkan kata cukup bukan berarti kita berhenti
berusaha dan berkarya.
"Cukup" jangan diartikan sebagai kondisi stagnasi, mandeg
dan berpuas diri. Mengucapkan kata cukup membuat kita
melihat apa yang telah kita terima, bukan apa yang belum
kita dapatkan.
Jangan biarkan kerakusan manusia membuat kita sulit
berkata cukup.
Belajarlah mencukupkan diri dengan apa yang ada pada diri
kita hari ini, maka kita akan menjadi manusia yang berbahagia.

Belajarlah untuk berkata "Cukup"

TUHAN MEMBERKATI

APAKAH KASIH ITU...????

Kasih adalah ... Bergembira pada saat orang lain berbahagia. Bersedih untuk mereka yang bersedih. Selalu bersama saat baik maupun saat susah. Kasih adalah sumber kekuatan.

Kasih adalah ...
Jujur karena dirimu setiap waktu menceritakan, mendengarkan kebenaran dan tidak berpura-pura. Kasih adalah sumber kejujuran.

Kasih adalah ...
Suatu pengertian sepenuhnya mengenai apa yang kau rasakan, bahwa kau merupakan bagian dari orang lain. Menerima orang lain sebagaimana adanya mereka. Dan tidak mencoba untuk mengubah mereka menjadi sesuatu yang lain. Kasih adalah sumber persatuan.

Kasih adalah ...
Kebebasan untuk mencapai keingananmu saat berbagi pengalaman dengan orang lain. Pertumbuhan suatu individu di sisimu dan pertumbuhan bersama dengan individu lain. Kasih adalah sumber kesuksesan.

Kasih adalah ...
Kedahsyatan dari angin topan, ketenangan dalam pelangi. Kasih adalah sumber dari adanya keinginan besar.

Kasih adalah ...
Memberi dan menerima dalam situasi sehari-hari. Bersabar dengan setiap kebutuhan dan keinginan. Kasih adalah sumber kebersamaan.

Kasih adalah ...
Mengetahui bahwa orang lain akan selalu bersamamu, tanpa memandang apa yang terjadi. Kehilangan orang lain pada saat mereka jauh, tetapi tetap dekat di hati tiap waktu. Kasih adalah sumber hidup!

"Kasih itu sabar; kasih itu murah hati; ia tidak cemburu. Ia tidak memegahkan diri dan tidak sombong." (I Korintus 13:14)

TUKANG KAYU

Seorang tukang kayu tua bermaksud pensiun dari pekerjaannya di sebuah
perusahaan kontruksi real estate. Ia menyampaikan keinginannya tersebut
kepada pemilik perusahaan. Tentu saja, karena tak bekerja, ia akan
kehilangan penghasilan bulanannya, tetapi keputusan itu sudah bulat. Ia
merasa lelah. Ia ingin beristirahat dan menikmati sisa hari tuanya
dengan penuh kedamaian bersama istri dan keluarganya.

Pemilik perusahaan merasa sedih kehilangan salah seorang pekerja
terbaiknya. Ia lalu memohon pada si tukang kayu tersebut untuk
membuatkan sebuah rumah untuk miliknya.

Tukang kayu mengangguk menyetujui permohonan pribadi pemilik perusahaan
itu. Tapi, sebenarnya ia merasa terpaksa. Ia ingin segera berhenti.
Hatinya tidak sepenuhnya dicurahkan. Dengan ogah-ogahan ia mengerjakan
proyek itu. Ia Cuma menggunakan bahan-bahan sekedarnya.

Akhirnya selesailah rumah yang diminta. Hasilnya bukanlah sebuah rumah
baik. Sungguh sayang ia harus mengakhiri karirnya dengan prestasi yang
tidak begitu mengagumkan.

Ketika pemilik perusahan itu datang melihat rumah yang dimintainya, ia
menyerahkan sebuah kunci rumah pada si tukang kayu. ?Ini adalah rumahmu?
katanya ?hadiah dari kami?. Betapa terkejutnya si tukang kayu. Betapa
malu dan menyesal. Seandainya saja ia mengetahui bahwa ia sesungguhnya
mengerjakan rumah untuk dirinya, ia tentu akan mengerjakannya dengan
cara yang lain sama sekali. Kini ia harus tinggal di sebuah rumah yang
tak terlalu bagus hasil karyanya sendiri.

Itulah yang terjadi dalam kehidupan kita. Kadangkala, banyak dari kita
yang membangun kehidupan dengan cara yang membingungkan. Lebih memilih
berusaha ala kadarnya ketimbang mengupayakan yang baik. Bahkan, pada
bagian-bagian terpenting dalam hidup kita tidak memberikan yang terbaik.
Pada akhir perjalanan, kita terkejut saat melihat apa yang telah kita
lakukan dan menemukan diri kita hidup di dalam sebuah rumah yang kita
ciptakan sendiri. Seandainya kita menyadari sejak semula, kita akan
menjalani hidup ini dengan cara yang jauh berbeda.

Renungkanlah rumah yang sedang kita bangun. Setiap hari kita memukul
paku, memasang papan, mendirikan dinding dan atap. Mari kita selesaikan
rumah kita dengan sebaik-baiknya seolah-olah hanya mengerjakannya sekali
saja dalam seumur hidup. Biarpun kita hanya hidup satu hari, maka dalam
satu hari itu kita pantas untuk hidup penuh keagungan dan kejayaan.

Apa yang bisa diterangkan lebih jelas lagi. Hidup kita esok adalah
akibat dari sikap dan pilihan yang kita perbuat di hari ini. Hari
perhitungan adalah milik Tuhan, bukan kita, karenanya pastikan kita pun
akan masuk dalam barisan kemenangan.

Minggu, 17 Oktober 2010

Di Ujung Maut

Suatu ketika ada seorang pengembara yang menunggangi kudanya dengan sangat cepat. Ia tak tau kalau di depannyaada sebuah jurang terjal.
Singkat cerita, kudanya langsung terjerumus ke dalam jurang sementara untunglah si penunggangnyamasih menggantung pada sebatang dahan pohon kecil di ujung jurang.
Sebenarnya sang penunggang ini sudah berada di ujung maut karena ternyata dahan kayu yang dipegangnya sedikit lagi patah. Tiba – tiba ia berteriak dengan keras sambil menengadah.
“ TOLONG……..TOLONG…..”
Tak taunya dari atas langit terdengar suara.
“ Jangan takut hai anak- Ku….Aku ada menolongmu. Serahkan ke khawatiranmu pada-Ku. Jatuhkan saja dirimu ke bawah maka Aku akan menadahmu agar engkau jatuh dengan aman.”

Sang pengendara kuda itu berpikir sejenak. Lalu tiba – tiba berkata.
“ MASIH ADA LAGI YANG LAIN DI ATAS…? TOLONG….TOLOONG…”

True Story Of Zhang Da

Di propinsi Zhejiang China, ada seorang anak laki-laki yang luar biasa. Sebut saja namanya Zhang Da. Perhatiannya yang besar kepada papanya, hidupnya yang pantang menyerahdan mau bekerja keras, serta tindakan dan perkataannya yang menyentuh hati membuat Zhang Da, anak lelaki yang masih berumur 10 tahun ketika memulai semua itu, pantas disebut anak yang luar biasa. Saking jarangnya seorang anak yang berbuat demikian, sehingga ketika Pemerintah China mendengar dan menyelidiki apa yang Zhang Da perbuat maka merekapun memutuskan untuk menganugerahi penghargaan Negara yang tinggi kepadanya.
Zhang Da adalah salah satu dari sepuluh orang yang dinyatakan telah melakukan perbuatan yang luar biasa dari antara 1,4 milyar penduduk China. Tepatnya 27 Januari 2006 Pemerintah China, di propinsi Jiangxu, kota Nanjing, serta disiarkan secara Nasional kesepuluh pelosok negeri, memberikan penghargaan kepada 10 (sepuluh) orang yang luar biasa , salah satunya adalah Zhang Da.

Pada waktu tahun 2001, Zhang Da ditinggal pergi oleh mamanya yang sudah tidak tahan hidup menderita karena miskin dan karena suami yang sakit keras. Dan sejak hari itu Zhang Da hidup dengan seorang papa yang tidak bisa bekerja, tidak bisa berjalan dan sakit-sakitan. Kondisi ini memaksa seorang bocah ingusan yang waktu itu belum genap 10 tahun untuk mengambil tanggungjawab yang sangt berat. Ia harus sekolah, ia herus mencari makan untuk papanya dan juga dirinya sendiri, ia juga harus memikirkan obat-obat yang pasti tidak murah untuk dia. Dalam kondisi yang seperti inilah kisah luar biasa Zhang Da dimuali. Ia masih terlalu kecil untuk menjalankan tanggungjawab yang susah dan pahit ini. Ia adalah salah satu dari sekian banyak anak yang harus menerima kenyataan hidup yang pahit di dunia ini. Tetapi yang membuat Zhang Da berbeda adalah bahwa ia tidak menyerah.

Hidup harus terus berjalan, tapi tidak dengan melakukan kejahatan, melainkan memikul tanggungjawab untuk meneruskan kehidupannya dan papanya. Demikian ungkapan Zhanf Da ketika menghadapi utusan pemerintah yang ingin tahu apa yang dikerjakannya. Ia mulai lembaran baru dalam hidupnya dengan terus bersekolah. Dari rumah sampai sekolah harus berjalan kaki melewati hutan kecil. Dalam perjalanan dari dan ke sekolah itulah, ia mulai makan daun, biji-bijian dan buah-buahan yang ia temui. Kadang juga ia memakan sejenis jamur, atau rumput dan ia coba memakannya. Dari mencobo-cobo makan itu semua, ia tahu mana yang masih bisa ditolerir oleh lidahnya dan mana yang tidak bisa ia makan. Setelah jam pulang sekolah di siang hari dan juga sore hari, ia bergabung dengan beberapa tukang batu untuk membelah batu-batu besar dan memperoleh upah dari pekerjaan itu. Hasil kerja dari tukang batu ia gunakan untuk membeli beras dan obat-obatan untuk papanya. Hidup seperti ini ia jalani selama lima tahun tetapi badannya tetap sehat, segar dan kuat.

Sejak umur 10 tahun, ia mulai tanggungjawab untuk merawat papanya. Ia menggendong papanya ke WC, ia menyeka dan sekali-sekali memandikan papanya, semua dia kerjakan dengan rasa tanggungjawab dan kasih. Semua pekerjaan ini menjadi tanggungjawabnya sehari-hari.

Obat yang mahal dan jauhnya tempat berobat membuat Zhang Da berpikir untuk menemukan cara terbaik untuk mengatasi semua ini. Sejak umur 10 tahun ia mulai belajar tentang obat-obatan melalui sebuah buku bekas yang ia beli. Yang membuatnya luar biasa adalah ia belajar bagaimana seorang suster memberikan injeksi/suntikan kepada pasiennya. Setelah ia merasa mampu, ia nekad untuk menyuntik papanya sendiri.

Saya sungguh kagum, kalau anak kecil main dokter-dokteran dan suntikan itu sudah biasa. Tapi jika anak 10 tahun memberikan suntikan seperti layaknya suster atau dokter yang sudah biasa memberi injeksi saya baru tha hanya Zhang Da. Orang bisa bilang apa yang dilakukannya adalah perbuatan nekad, sayapun berpendapat demikian. Namun jika kita bisa memahami kondisinya maka saya ingin katakana bahwa Zhang Da adalah anak yang cerdas yang kreatif dan mau belajar untuk mengatasi kesulitan yang sedang ada dalam hidup dan kehidupannya. Sekarang pekerjaan menyuntik papanya sudah dilakukannya selama lebih kurang lima tahun, maka Zhang Da sudah trampil dan ahli menyuntik.

Ketika mata pejabat, pengusaha, para artis dan orang terkenal yang hadir dalam acara penganugerahan penghargaan tersebut sedang tertuju kepada Zhang Da. Pembawa acara bertanya kepadanya, “Zhang Da, sebut saja kamu mau apa, sekolah dimana, dan apa yang kamu rindukan untuk terjadi daln hidupmu, berapa uang yang kamu butuhkan sampai kamu selesai kuliah, besar nanti mau kuliah dimana, sebut saja. Pokkoknya apa yang kamu idam-idamkan sebut saja, di sini ada banyak pejabat, pengusaha, orang terkenal yang hadir. Saat ini juga ada ratusan jatu orang yang sedang melihat kamu melalui layer televise, mereka bisa membantumu!” Zhang Da pun terdiam dan tidak menjawab apa-apa. MC pun berkata lagi kepadanya, “Sebut saja, mereka bisa membantumu”

Beberapa menit Zhang Da masih diam, lalu dengan suara bergetar iapun menjawab, “Aku mau mama kembali. Mama kembalilah ke rumah, aku bisa membantu papa, aku bisa cari makan sendiri, mama kembalilah!” demikian Zhang Da bicara dengan suara yang keras dan penuh harap. Saya bisa lihat banyak pemirsa menitikan air mata karena terharu, saya pun tak menyangka akan apa yang keluar dari bibirnya. Mengapa ia tidak minta kemudahan untuk pengobatan papanya, mengapa ia tidak minta deposito yang cukup untuk meringankan hidupnya dan sedikit bekal untuk masa depannya, mengapa ia tidak minta rumah kecil yang dekat dengan rumah sakit, mengapa ia tidak minta sebuah kartu kemudahan dari pemerintah agar ketika ia membutuhkan, melihat masalah yang di hadapinya semua akan membantunya. Sungguh saya tidak mengerti, tapi yang saya tahu apa yang dimintanya, itulah yang paling utama bagi dirinya.

Aku mau mama kembali, sebuah ungkapan yang mungkin sudah dipendamnya sejak saat melihat mamanya pergi meninggalkan dia dan papanya. Tidak semua orang bisa sekuat dan sehebat Zhang Da dalam mensiasati kesulitan hidup ini. Tapi setiap kita pastinya telah dikaruniai kemampuan dan kekuatan yang istimewa untuk menjalani ujian di dunia. Sehebat apapun ujian yang dihadapi pasti ada jalan keluarnya. Ditiap-tiap kesulitan ada kemudahan dan Tuhan tidak akan menimpakan kesulitan diluar kemampuan kita.

Jadi janganlah menyerah dengan keadaan, jika sekarang sedang kurang beruntung, sedang mengalami kekalahan,,,, Bangkitlah! Karena sesungguhnya kemenangan akan diberikan kepada siapa saja yang telah berusaha sekuat kemampuannya.

SEBUAH PENSIL

Seorang anak bertanya kepada neneknya yang sedang menulis sebuah surat.

“Nenek lagi nulis tentang pengalaman kita ya, atau tantang aku?” Mendengar pertanyaan si cucu, sang nenek berhenti menulis dan berkata kepada cucunya,

“Sebenarnya nenek lagi nulis tentang kamu, tapi ada yang lebih penting dari isi tulisan ini yaitu pensil yang nenek pakai.”

“Nenek harap kamu bakal seperti pensil ini ketika kamu besar nanti” ujar si nenek lagi.
Mendengar jawab ini, si cucu kemudian melihat pensilnya dan bertanya kembali kepada si nenek ketika dia melihat tidak ada yang istimewa dari pensil yang nenek pakai.

“Tapi nek sepertinya pensil itu sama saja dengan pensil yang lainnya.” Ujar si cucu.

Si nenek kemudian menjawab,

“Itu semua tergantung bagaimana kamu melihat pensil ini.”

“Pensil ini mempunyai 5 kualitas yang bisa membuatmu selalu tenang dalam menjalani hidup, kalau kamu selalu memegang prinsip-prinsip itu di dalam hidup ini.” Si nenek kemudian menjelaskan 5 kualitas dari sebuah pensil.

Kualitas pertama, pensil mengingatkan kamu kalo kamu bisa berbuat hal yang hebat dalam hidup ini. Layaknya sebuah pensil ketika menulis, kamu jangan pernah lupa kalau ada tangan yang selalu membimbing langkah kamu dalam hidup ini. Kita menyebutnya tangan Tuhan, Dia akan selalu membimbing kita menurut kehendakNya.”

Kualitas kedua, dalam proses menulis, nenek kadang beberapa kali harus berhenti dan menggunakan rautan untuk menajamkan kembali pensil nenek.
Rautan ini pasti akan membuat si pensil menderita. Tapi setelah proses meraut selesai, si pensil akan mendapatkan kembali ketajamannya. Begitu juga dengan kamu, dalam hidup ini kamu harus berani menerima penderitaan dan kesusahan, karena merekalah yang akan membuatmu menjadi orang yang lebih baik.”

Kualitas ketiga, pensil selalu memberikan kita kesempatan untuk mempergunakan penghapus, untuk memperbaiki kata-kata yang salah. Oleh karena itu memperbaiki kesalahan kita dalam hidup ini, bukanlah hal yang jelek. Itu bisa membantu kita untuk tetap berada pada jalan yang benar.”

Kualitas keempat, bagian yang paling penting dari sebuah pensil bukanlah bagian luarnya, melainkan arang yang ada di dalam sebuah pensil. Oleh sebab itu, selalulah hati-hati dan menyadari hal-hal di dalam dirimu.”

Kualitas kelima, sebuah pensil selalu meninggalkan tanda/goresan.
Seperti juga kamu, kamu harus sadar kalau apapun yang kamu perbuat dalam hidup ini akan meninggalkan kesan. Oleh karena itu selalulah hati-hati dan sadar terhadap semua tindakan.”

Tuhan Memberkati…..

Mimpi Yang Indah

Aku : Zzzz….
Tuhan : Bangun !!!

Aku : Hmmm… siapa ya ?
Tuhan : Aku… Aku Tuhan, Aku dengar di doamu, kau ingin bicara langsung dengnKu, maka doamu Kukabulkan.

Aku : (tertegun) Oh….
Tuhan : Kudengar di doamu, kau ingin mengajukan pertanyaan kepadaKu, Aku ingin mendengarnya sekarang.

Aku : Benar, bisakah sekarang kumulai ?
Tuhan : Tentu.

Aku : Tuhan tahukah Engkau bahwa dunia yang Kau ciptakan ini penuh dengan ketidakadilan, banyak orang percaya dianiaya, orang benar menderita, itu tidak adil Tuhan !
Tuhan : Menurutmu, apakah adil, ketika Aku mati di kayu salib untuk menebus dosa-dosamu ?

Aku : Kalau begitu, semua orang benar harus menderita di dunia, begitu ?
Tuhan : Apakah penderitaan itu selamanya ? Mengapa ketika menderita manusia selalu bertanya “kenapa harus aku?”. Tapi ketika senang, mereka tidak pernah Tanya “kenapa harus aku ?”

Aku : Kalau begitu, mengapa banyak orang jahat hidup senang ?
Tuhan : Kau yakin ?

Aku : Ya, walaupun tidak semua…..
Tuhan : Kalau begitu, cobalah jadi jahat, dan lihatlah seberapa lama kau akan senang, kau bisa membuktikannya sendiri.

Aku : Hidup ini terlalu rumit untuk dijalani, kenapa Kau selallu mendatangkan cobaan dan masalah ?
Tuhan : Masalah Kudatangkan bukan untuk disesali dan dikeluhi, tapi untuk diselesaikan, cobaan Kudatangkan untuk menunjukan adanya diriKu dan perlunya berserah padaKu.

Aku : Tapi, tiap masalah datang, aku selalu berdoa meminta jalan keluar, tetapi kadang Kau tidak memberinya ? mengapa ?
Tuhan : Mengapa ? Pertanyaan bagus, mengapa setiap firman yang Kuperintahkan kepadamu, kau tidak pernah melakukannya atau selalu menunda-nunda ? sebelum engkau menuai, menaburlah terlebih dahulu.

Aku : Mengapa manusia tidak pernah puas terhadap dirinya ?
Tuhan : Manusia tidak akan menyadari betapa berharganya sesuatu, sampai mereka kehilangan semuanya.

Aku : karena itulah Tuhan, mengapa penyesalan selalu datang terlambat ? itu menyebalkan….
Tuhan : Kalau belum terlambat, bukan penyesalan namanya. Kalau belum menyesal, manusia tidak akan pernah tahu dimana letak kesalahannya.

Aku : Memang benar, tapi penyesalan selalu mendatangkan penderitaan.
Tuhan : Ketika penyesalan datang, manusia di beri 2 pilihan. Pertama, segera bangkit dan meninggalkan duka citanya. Itu membuat manusia makin kuat dan terasah. Kedua, berkata : “aku tidak kuat, beban ini terlalu berat untuk dijalani”. Itu mendatangkan penderitaan.

Aku : Perlukah aku memelihara doa dan waktu untukMu setiap harinya ?
Tuhan : Perlukah Aku menjagamu dan mengawasimu setiap harinya ?

Aku : Tuhan, sering kali aku sudah berusaha dan berusaha, tapi selalu gagal ! mengapa ?
Tuhan : Berapa kali kau mencoba ?

Aku : Katakanlah 10 kali !
Tuhan : Bagus, kalau begitu kau sudah mengetahui 10 cara yang tidak berhasil. Jangan samakan kegagalan dengan pengalaman. Manusia tidak pernah gagal, sampai dia berhenti berusaha.

Aku : Tapi, semua itu beresiko Tuhan. Setiap usaha mempunyai resiko.
Tuhan : Sesungguhnya, ketika kau takut mengambil satu resiko, kau telah mengambil resiko yang tersisa, yaitu kau tidak akan pernah berhasil !

Aku : Kalau begitu, bagaimana cara mendapatkan kesenangan hidup ?
Tuhan : Cintailah dirimu sendiri, dan senantiasa bersyukur. Hidup ini sebenarnya indah. Jika masalah datang, jangan biarkan masalah menguasai dirimu, tetapi belajarlah menguasai masalah. Ah, waktu kita habis, kau sudah harus bangun pagi….

Aku : Kapan kita bisa berbicara seperti ini lagi ?
Tuhan : Kapanpun, sebenarnya jarak kita hanya dipisahkan oleh doa.

Aku : Oke, terima kasih atas pembicaraan yang indah ini.
Tuhan : Sama-sama.

Aku pun terbangun dari mimpiku………

The Best From God

WHY ??? Kata yang sering muncul saat kita ingin tahu tentang sesuatu. Pertanyaan itu sering kita tanyain saat ada masalah. Misalnya, saat banyak masalah, terus kita mengeluh “Tuhan, kenapa sih ini terjadi padaku?”, “kenapa sih dia bisa, aku gak bisa?”. Dan akhirnya kita akan bilang GAK ADIL…
Apakah anda benar-benar yakin bahwa Tuhan itu tidak adil? Padahal bukan karena gak adil, tapi karena kita yang terburu-buru sama keinginan duniawi kita. Mungkin kita suka atau pernah berdialog dengan Tuhan seperti di bawah ini :

Me : God, kenapa sih dia jahat banget sama aku? Dia mengkhianati cintaku, kan aku sayang banget sama dia.
God : My daughter, Aku melakukan ini bukan untuk menyakitimu, Aku hanya ingin memberimu yang terbaik.

Me : God, bagiku dia sudah yang terbaik, dia sangat sayang ma aku, dia juga selalu stand by setiap saat kalo aku pengen pergi kemana-mana, tapi kenapa dia mudah banget ninggalin aku, aku gak mau kehilangan dia, ini gak adil God, aku dah pelayanan bareng dia, tapi sekarang keman-mana aku harus sendiri…Ughhhhhh
God : Pernahkah berpikir kamu telah menyakitiKu, My Lovely. Kamu tau, kamu telah memberhalakan dia, kamu terlalu tergantung ma dia, dan kamu lebih memandang dia. Yang Aku harapkan, kau tetap mengutamakan Aku dalam hidupmu. Pria itu hanya “berkat” yang ku beri padamu, Ku biarkan dia menyayangimu, karena Aku juga ingin kau merasakan dicintai, tapi apa kau pernah berpikir akan kehilangan dia? Karena Akupun tak ingin kehilanganmu, jadikan Aku landasan cintamu, bukan egomu untuk mencintai dia.

Me : God, apa Kau ijinkan ini terjadi, untuk menguji kesetiaanku padaMu, aku sadar God, aku selalu bilang setia sampai mati padaMu, padahal di hatiku aku telah memberhalakan dia. Ampuni aku God, apa yang jadi mauMu itulah yang tebaik buatku, aku tau, sekarang aku disini, inilah yang tebaik buatku.
God : Hmmmmm….anakKu, jadikan Aku yang pertama dalam hidupmu, dan rencanaKu adalah rencana yang terbaik, asal kamu mau tetap berjalan di jalanKu. Oke?

Me : Yes Sir….aku mau, biarlah dia menjadi masa laluku, aku tau Kau mengijinkan aku bertemu dan menjadikan dia bagian cerita cintaku, karena kau ingin mempertemukan dan menyatukan aku dengan orang yang tepat seperti dalam rencanaMu…Love U GOD…
God : Love u toooo

Me : Eits…God, satu lagi…kapan ya aku ketemu jodohku?
God : Apapum masalahmu, apapun yang membuatmu merasa gak adil, apapun yang membuatmu protes sama Tuhan.satu hal, ujung-ujungnya kembali saja sama rencanaKu, pasti akhirnya HAPPY ENDING. Daripada repot-repot dan menghabiskan waktu buat protes, lebih mengucap syukur selalu atas setiap perkara dalam hidup kita. Masalah yang ada akan mendewasakan cara berpikir kita.
Me : SEMANGAT !! Indah rencanaMu Tuhan didalam hidupku. Aku percaya

Percayalah !! segala yang Tuhan ijinkan terjadi dalam hidup kita adalah untuk kebaikan kita karena DIA adalan Allah yang penuh kasih. Tuhan Berkati.

Sabtu, 16 Oktober 2010

Sekawanan Angsa & Badai Salju


Ada seorang pria yang tidak percaya Tuhan, bahkan ia ragu mengenai keberadaan Tuhan. Ia dan keluarganya tinggal di suatu daerah pertanian. Istrinya adalah orang yang percaya kepada Tuhan dan mendidik anak-anaknya dengan ajaran agama. Kadang-kadang pria itu mengejek keyakinan istrinya dan terus menerus meyakinkan istrinya bahwa Tuhan itu tidak ada.
“Itu omong kosong! Kenapa Tuhan merendahkan diriNya sendiri dan menjadi manusia seperti kita? Itu adalah cerita yang paling menggelikan.” Kata pria itu.
Pada suatu hari di musim salju, istri dan anak-anaknya pergi ke gereja dan meninggalkan pria itu di rumah sendirian. Setelah mereka pergi, tiba-tiba angin bertambah kencang dan salju mulai turun ditengah-tengah badai. Pria itu duduk untuk bersantai di depan api unggun. Kemudian ia mendengar suatu bunyi yang sangat keras. Sesuatu telah menghantam jendela rumahnya. Dan, muncul lagi bunyi hantaman tersebut. Ia melihat dari jendela untuk mengetahui apa yang terjadi, tetapi ia tidak dapat melihat apa-apa. Lalu ia nekad keluar untuk melihat lebih jelas. Di lahan dekat rumahnya, ia melihat suatu kejanggalan, yaitu sekawanan angsa. Angsa-angsa tersebut nampaknya hendah terbang untuk mencari daerah yang lebih hangat di selatan, tetapi mereka terjebak di badai salju ini.
Badai salju tersebut telah menutupi penglihatan mereka untuk terbang ke selatan. Mereka terjebak di tanah pertanian pria itu,tanpa makanan dan tempat bernaung, tidak bisa melakukan apa-apa, hanya menggeleparkan sayap mereka dan terbang pendek tanpa arah.
Pria itu merasa kasihan melihat sekawanan angsa tersebut dan ingin membantu mereka. Ia berfikir, gudang di tanah pertaniannya mungkin bisa menjadi tempat yang baik bagi sekawanan angsa itu untuk tinggal. Tempat itu hangat dan aman, tentunya mereka dapat tinggal di situ semalam sambil menunggu badai salju berhenti. Maka, ia membuka pintu gerbang tersebutbagi sekawanan angsa itu. Ia menunggu, mengamati mereka, berharap mereka memperhatikan pintu gerbang yang terbuka itu dan masuk ke dalam. Akan tetapi, sekawanan angsa tersebut tidak menyadarinya.
Kemudian, ia berjalan menuju mereka untuk mendapatkan perhatian mereka, tetapi mereka malah menghindar darinya karena ketakutan. Ia masuk ke rumah dan keluar dengan membawa beberapa potong roti, memecahkan roti itu, dan menjatuhkan roti itu untuk membuat jejak ke gudang bagi sekawanan angsa tersebut. Tetapi angsa-angsa tersebut tidak mengerti apa yang di lakukannya. Pria itu mulai frustasi, maka ia mulai mencoba mengusir sekawanan angsa itu ke arah gudang. Angsa-angsa tersebut panic dan berkeliaran ke segala arah kecuali kea rah gudang itu. Tidak ada yang bisa ia lakukan untuk menunjukan angsa-angsa tersebut kea rah yang benar dimana mereka bisa tinggal dengan aman, hangat dan terlindungi.
Akhirnya, pria itu benar-benar frustasi, ia berseru. “kenap mereka tidak mengikutiku? Apakah mereka tahu, bahwa gudang itu adalah satu-satunya tempat dimana mereka bisa selamat dari badai salju?  Bagaimana bisa aku mengajak mereka ke suatu tempat untuk menyelamatkan mereka?”
Ia berpikir sejenak dan menyadari bahwa angsa-angsa tersebut tidak ingin mengikuti manusia. ia berkata kepada dirinya sendiri, “bagaimana aku bisa menyelamatkan mereka? Satu-satunya cara yang mungkinadalah menjadi salah satu dari mereka. Jika aku bisa menjadi salah satu dari mereka, maka aku pasti bisa menyelamatkan mereka. Mereka akan mengikutiku dan aku akan mengajak mereka ke arah keselamatan.”
Saat itu, ia diam dan memikirkan apa yang telah dikatakannya. Kata-kata yang diucapkannya itu mengiang di pikirannya :
“jika aku bisa menjadi salah satu dari mereka, maka aku pasti bisa menyelamatkan mereka.”
Akhirnya, ia mengerti apa kasih Tuhan terhadap manusia dengan menjadi salah satu dari manusia untuk menyelamatkan manusia dan ia berlutut di atas salju untuk menyesali perbuatannya.

Tolong Rusak Wajahku

Seorang pria terluka dalam sebuah kebakaran ketika ia berusaha menyelamatka orangtuanya dari rumah yang terbakar itu. Dia tidak berhasil menyelamatkan orangtuanya. Mereka meninggal dunia. Namun karena kebakaran tersebut, wajah pria tersebut rusak. Pria ini secara salah menafsirkan penderitaannya sebagai hukuman Tuhan. Pria ini tidak mau bertemu dengan siapapun – bahkan istrinya sendiri.
Istrinya pergi ke Dr. Maltz, seorang ahli bedah plastik untuk mencari pertolongan. Ia memberitahu wanita ini untuk tidak perlu khawatir.
“Saya dapat memperbaiki wajahnya,” demikian katanya.
Tetapi istri pria tersebut tidak menyambut kabar tersebut dengan gembira. Suaminya berkali-kali menolak pertolongan apapun. Ia tahu suaminya akan menolaknya lagi.
Lalu mengapa wanita ini mengunjungi Dr. Maltz?
“ Saya mau anda merusak wajah saya supaya saya serupa dengannya! Jika saya bisa merasakan penderitaannya, mungkin ia akan membiarkan saya kembali dalam hidupnya.”
Dr. Malz terkejut. Ia menolak permintaan wanita itu, tetapi ia begitu terharu oleh cinta wanita itu sehingga ia pergi dan berbicara kepada suaminya. Ia mengetuk pintu kamar tidur pria itu, sambil berbicara dengan keras, “ Saya seorang ahli bedah plastik, dan saya ingin anda tahu bahwa saya dapat memperbaiki wajah anda.”
Tidak ada jawaban.
“Keluarlah…!” lalu tidak ada suara lagi.
Dengan masih bebicara di depan pintu, Dr. Maltz bercerita tentang usul istrinya.
“ Istri anda meminta saya supaya saya merusak wajahnya, membuat wajahnya sama seperti wajah anda dengan harapan bahwa anda akan membiarkannya kembali dalam hidup anda. Begitu besar cintanya kepada anda.”
Keadaan hening sesaat, dan kemudian, dengan sangat perlahan, gagang pintu mulai bergerak.
Tahukah anda, sama seperti perasaan istri pria itu, demikian juga perasaan Tuhan terhadap kita. Tetapi yang Ia lakukan bukan sekedar ingin wajahnya sama seperti kita, tetapi Ia mengambil semua keburukan kita, semua dosa dan salah kita, semua sakit dan derita kita, Ia mati di kayu salib untuk kita. Hal itu Yesus lakukan karena Ia senang dan ingin bersama-sama dengan kita.
Apakah anda mau membuka hati anda bagi Dia? Yesus menantikan anda untuk membuka puntu hati anda bagi-Nya saat ini.

12 Manfaat Tertawa

12 alasan kenapa anda harus tertawa.

1. Tertawa akan meningkatkan saluran pernafasan dan arus darah di tubuh anda

2. Tertawa akan mengurangi hormon stress di dalam tubuh anda

3. Tertawa akan merangsang sistem kekebalan tubuh anda sehingga anda akan lebih tangguh dalam menghadapi berbagai macam infeksi dan penyakit

4. Tertawa akan memicu produksi hormone endorphin yang akan membuat anda merasa lebih nyaman, hormon pereda sakit yang diproduksi tubuh secara alami.

5. Tertawa merupakan latihan yang baik. Para periset memperkirakan bahwa dengan tertawa 100 kali akan sama hasilnya dengan olahraga menggunakan sepeda latihan selama 15 menit. Tertawa puas adalah sebuah latihan untuk seluruh bagian tubuh anda

6. Tertawa akan memberikan sudut pandang yang lain atas sebuah permasalahan yang sedang anda hadapi. Seperti diungkapkan pelawak dan actor Bill Cosby, “Jika anda bisa mentertawakan suatu permasalahan, anda pasti akan mampu untuk melewatinya”

7. Tertawa akan membentuk dan memperkuat sebuah persahabatan. Pelawak dan pemain piano Victor Borge sering mengatakan, “Tertawa adalah jarak terpendek di antara dua orang”

8. Tertawa akan meningkatkan rasa percaya diri anda. Anda akan lebih merasa percaya diri dan santai dalam pergaulan. Tips: Lebih penting untuk merasa senang daripada menjadi lucu

9. Tertawa akan membuat diri anda menjadi lebih optimis dalam menjalani kehidupan ini. Anda akan lebih jarang merasa sedih, putus asa, khawatir dan depresi.

10. Tertawa akan melepaskan perasaan-perasaan negatif yang terpendam –seperti amarah,frustasi, dan takut- dengan cara yang sehat dan positif.

11. Tertawa akan membuat anda menjadi lebih waspada, kreatif, tenang, tahan banting, dan produktif. Ia bisa mempertajam ingatan anda dan meningkatkan kemampuan dalam membuat keputusan, negosiasi, menata informasi dan mengartikan kata-kata

12. Tertawa membuat anda merasa bebas.....

KARENA ENGKAU BERHARGA

Suatu hari tejadi perbincangan antara manusia dengan Tuhan...!!!
Manusia : "TUHAN aku ini cakep apa nggak...???"
Tuhan : "Nggak....."
Manusia : "TUHAN mau nggak selamanya sama aku...???"
Tuhan : "Nggak....."
Manusia : "TUHAN suka nggak sama aku...???
Tuhan : "Nggak....."
Manusia : "kalau aku pergi, TUHAN akan sedih nggak...???"
Sekali lagi Tuhan menjawab : "Nggak..."
Manusia cukup mendengar, sambil dia jalan dia menangis,,,
tapi TUHAN langsung pegang tangan dia terus bilang : "Kamu nggak cakep, tapi kamu SEMPURNA...
AKU nggak mau selamanya sama kamu, tapi AKU PERLU selamanya sama kamu...
AKU nggak suka sama kamu, tapi AKU SAYANG sama kamu...
AKU nggak akan sedih kalau kamu pergi ninggalin AKU, tapi AKU akan menangis...
kamu tahu kenapa...???
KARENA ENGKAU BERHARGA di mata-Ku...
KARENA ENGKAU KEPUNYAANKU dan,,,
KARENA AKU MENGASIHIMU....
GBU ALL....

All About Me

20 Februari 1986 aku lahir dengan selamat di RS Tugu Ibu jakarta timur.
Aku tumbuh dan di besarkan dalam keluarga yang luar biasa menurutku, kedua orangtua yang selalu memberikan kasih sayang yang tidak pernah habis sampai sekarang, dan aku sangat bersyukur memiiki mereka. harapanku cuma satu, membahagiakan mereka dan semoga Tuhan memberi mereka umur yang panjang.
Ok, back to "All About Me", Nama Lengkapku Liu Hermansyah, Alamatku sekarang di Jln. Tipar rt 01/07 no.25 Pekayon Ps. Rebo Jakarta Timur, hmm apalagi yach....????.
Adapun pencapaian terbesarku sampai saat ini, adalah :
Yah inilah hasil kerjaku selama ini, msh kredit sich....
hehehehehehe........
Beginilah aku, aku ya aku dan aku pastinya bukan kamu.....

Oke guyz,,,,, Enjoy this blog.......